Poison (Part 6)

Tittle: Poison

Author: annisapinan

Category: Drama, hurt/sad

Cast:

Park Yonnie

Cho Kyuhyun

Hati mana yang ingin kau racuni lagi, Honey?

Kenapa juga Yonnie harus terus memandangi foto foto itu dan bahkan menyentuhnya.

Ia mengabaikan jeritan hatinya yang terluka. Air matanya sudah menumpuk dan berisap untuk jatuh.

Disana ada banyak sekali foto foto, tangan Yonnie menyentuh permukaannya. Merasakan indahnya masa masa mereka dulu, merasakan bahagianya mereka sampai takdir berkata lain dan memisahkan mereka.

“Yonnie?”

Yonnie buru buru keluar dari tempat itu ketika mendengar suara Ahra memanggilnya dan menuju ruangan Kyuhyun. Mungkin saja Ahra tidak tahu? Atau dia tahu tapi menyembunyikannya?

“Oh halo kak, maaf aku sedang merapikan ruangan Kyuhyun”

Ahra menatapnya cemas, takut jika Yonnie menemukan tempat pribadi Kyuhyun dan melihat apa yang ada di dalamnya. Ia yakin Yonnie akan segera meninggalkan adiknya itu.

“Oh tak apa. Ibu menyuruhku untuk mengantarkan udang ini untukmu, ibu tahu kau suka sekali udang”

Yonnie tersenyum dan keluar dari ruangan Kyuhyun bersama dengan Ahra. Keduanya menuju meja makan. Yonnie menata makanan yang Ahra bawa di piring.

Yonnie menawari Ahra makan dan Ahra menyetujuinya.

Sebenarnya Yonnie tidak bernafsu untuk makan, pikirannya masih melayang melihat apa yang baru saja ia temukan di tempat pribadi Kyuhyun. Haruskah ia bertanya pada Kyuhyun tentang hal ini? Bisa saja Kyuhyun lebih memilih diam dan pergi.

Yonnie menghela nafasnya panjang. Ia memaikan sendoknya.

Ahra memandang adik iparnya dengan bingung.

“Kau baik baik saja Yo?” tanyanya.

Yonnie mengangguk singkat dan tersenyum. Lalu ia diam lagi, otaknya berpikir dan menatap Ahra dalam

“Sebenarnya apa yang terjadi dengan Kyuhyun dan Yuka? Apakah Kyuhyun sering menceritakannya padamu?”

.

.

Kyuhyun buru buru ke rumah sakit saat Donghae mengabari bahwa istrinya mengalami pendarahan yang lumayan serius.

Kyuhyun melihat Donghae sedang duduk di depan ruang UGD, keadaannya cukup kacau.

“Apa yang terjadi?”

“Istriku terpeleset saat akan menuruni tangga. Orang rumah yang mengabariku. Aku sangat panik” Nafas Donghae tersengal sengal

“Ya aku pernah merasakan hal itu, bahkan lebih mengerikan”

Donghae menatap aneh Kyuhyun, ia hendak bertanya apa yang ia alami tapi diurungkan ketika melihat tatapan sahabatnya itu melihat kea rah ranjang yang didorong oleh beberapa perawat dan seorang wanita mengikutinya dari belakang sembari mengusap air matanya yang berkali kali jatuh ke pipinya.

Kyuhyun mengepalkan tangannya melihat kea rah wanita itu, ia bejalan mondar mandir sambil sesekali melihat ke arah dalam. Melihat apa yang dokter itu lakukan untuk menyelamatkan orang di dalam sana.

Kyuhyun hendak menghampirinya dan bertanya apa yang terjadi tapi ia urungnya, yang dilakukannya adalah duduk terdiam si samping Donghae dengan tatapan yang tidak lepas dari ruang perawatan di depan sana

.

.

Ahra menatap bingung ke arah Yonnie

“Kenapa kau ingin tahu hal itu Yo?”

“Jawab saja!”

“Kau tidak perlu tahu apapun tentang mereka Yonnie, dan aku tidak akan menjawab apapun”

“Aku perlu tahu!!” Yonnie mengusap air matanya yang jatuh ke pipi mulusnya. Ahra memandang iba Yonnie. Ia tahu Yonnie sedang menahan sakit hati yang luar biasa

Ahra menghirup oksigen dalam dalam dan mengisi penuh kedua paru parunya

“Baiklah”

.

.

Kyuhyun mendekati ruangan itu saat wanita tadi pergi entah kemana. Lalu dokter keluar dari ruangan.

“Syukurlah Nona Yuka tidak mengalami hal yang serius dan nyawanya masih tertolong. Ia terlalu banyak minum alcohol”

“Maksudmu?”

Sang dokter hanya tersenyum “Mungkin kau baru datang, aku akan memberi tahukannya. Nona Yuka mencampurkan beberapa obat ke minuman beralkohol, ia berusaha mengakhiri hidupnya. Beruntung saja kakaknya segera membawanya ke rumah sakit”

Kyuhyun teridam di tempatnya. Sang dokter mempersilahkan Kyuhyun jika ingin melihat keadaan Yuka. Lalu dokter itu pergi

Kaki Kyuhyun melangkah memasuki ruangan perawatan Yuka. Wanita dengan wajah cantik itu kini terlihat menyedihkan, tubuhnya kurus, wajahnya pucat, mata indahnya kini tertutup rapat.

Kyuhyun mendekati Yuka, ia menggenggam tangan wanita yang tertancap jarum infus.

Yuka dulu pernah mencoba untuk bunuh diri dengan menggores pergelangan tangan kanannya.

Kyuhyun duduk terdiam, menatap Yuka dengan tatapan yang tidak diketahui siapapun

–

“Mereka menjalani waktu bersama yang cukup lama. Keluarga kami sempat heran Kyuhyun bisa menjalani waktu selama itu dengan seorang wanita”

“Dulu Kyuhyun bahkan tidak pernah ada tanda tanda memiliki seorang wanita. Sampai suatu malam Kyuhyun membawanya ke rumah dan mengenalkan kalau Yuka adalah kekasihnya. Ibu tentu sangat senang. Yuka wanita yang baik, hangat, ceria”

“Sampai suatu waktu mereka bertengkar hebat dan Kyuhyun meninggalkan Yuka. Aku mencoba untuk menasehatinya. Kyuhyun menjadi pendiam sejak pertengkaran mereka. Aku terus terusan membujuknya untuk bercerita kenapa Kyuhyun berubah seperti itu”

“Lalu?” tanya Yonnie tak sabaran

“Kyuhyun menceritakan semuanya padaku. Keluarga kami tidak mengetahui apa yang terjadi antara Kyuhyun dan Yuka” Ahra menatap Yonnie sesaat “Kyuhyun dijebak dengan sebuah kehamilan”

.

.

Kyuhyun keluar dari ruangan Yuka dengan raut wajah sedih. Ia tidak mengerti kenapa Yuka berbuat hal bodoh lagi. Saat ini yang Kyuhyun harapkan hanyalah Yuka tetap hidup.

“Apa yang kau lakukan disini Cho Kyuhyun?” Yuki hampir saja menampar Kyuhyun, tapi sebisa mungkin ia tahan.

“Melihat adikmu” Jawabnya

Yuki tersenyum meremehkan

“Adikku tidak memerlukanmu lagi. Ia tidak memerlukan pria brengsek sepertimu. Ia sudah mendapatkan dokter pribadi terbaik untuk merawatnya”

Kyuhyun mengerutkan keningnya, dokter pribadi yang Kyuhyun kenal hanyalah dokter yang tadi memberitahukan apa penyebab Yuka berada disini

Kyuhyun lebih memilih untuk diam, ia tidak berniat untuk mengobrol atau bertanya apapun dengan Yuki karena semua itu terasa percuma.

.

.

Yonnie berlari melewati lorong rumah sakit. tadi Yuki menghubunginya kalau Yuka mencoba untuk bunuh diri dan mengatakan bahwa mereka berada di rumah sakit.

Ahra bersamanya, mengikutinya dari belakang. Tadi Ahra memaksanya untuk ikut. Wanita itu tahu ada yang tidak beres. Semoga saja kakak iparnya itu bisa menjaga rahasia ini dari Kyuhyun.

Ahra menghentikan langkahnya ketika Yonnie berhenti dengan tiba tiba. Ahra mencoba melihat apa yang membuat Yonnie terdiam seperti itu

“Kyuhyun?” Ahra bergumam tak percaya

Yonnie ingin pergi agar Kyuhyun tidak melihatnya tapi terlambat, suara Yuki terdengar memanggilnya.

Yonnie mengalah, ia mendekati Yuki dan disana ada Kyuhyun. Tatapan mereka bertemu.

Ahra yang ikut berdiri di dekat Yonnie ikut memandang Kyuhyun dengan tatapan bertanya, kenapa adiknya ada disini?

“Dok, cepat lihatlah keadaan adikku” suara serak Yuki terdengar, ia berusaha menahan tangisannya. Yonnie langsung memeluk tubuh wanita yang lebih tua dua tahun darinya dan mengabaikan tatapan Kyuhyun yang terluka.

Kyuhyun sudah mengetahui semuanya. Tak ada yang bisa Yonnie sembunyikan lagi.

Ahra mendekati adiknya. Ia mencoba untuk berbicara pada Kyuhyun tentang segalanya yang ia juga masih tidak percaya bahwa Yonnie lah yang menjadi dokter pribadi Yuka. Jadi selama ini Yonnie merawat mantan kekasih Kyuhyun? Jadi selama ini ia menanggung beban itu sendiri?

“Aku tidak tahu akan hal ini” Bisik Kyuhyun dan menatap dingin ke arah Yonnie. Seakan akan Yonnie sudah melakukan kesalahan yang amat sangat fatal.

Ahra mengusap lengan Kyuhyun agar emosi adiknya itu tidak meluap

“Dia membohongiku selama ini” lanjut Kyuhyun

Ahra menggelengkan kepalanya dan menatap sedih Kyuhyun. Yuki mengajak Yonnie untuk masuk dan melihat keadaan adiknya

Ahra mencoba berbicara pada Kyuhyun untuk tidak mencampuri urusan Yonnie. Kondisi Yonnie jauh lebih berantakan daripada adiknya. Ahra tidak tahu harus membela siapa disini.

Yuki pergi untuk membeli beberapa camilan setelah mempersilahkan Yonnie untuk masuk ke dalam. Yonnie masih bisa melihat Kyuhyun dan Ahra masih berada di depan ruangan ini.

Ahra tersenyum ketika melihat Yonnie keluar dari ruangan Yuka, berbeda dengan Kyuhyun yang memilih untuk tidak menatapnya

Tiba Tiba Donghae datang entah dari arah mana dan menyapa Kyuhyun yang memilih untuk tidak menanggapinya. Merasa tidak dianggap Donghae memilih untuk menyapa Yonnie dan disambut hangat oleh Yonnie

“Ya Tuhan, lalu bagaimana dengan kandungannya? Apa baik baik saja? Bagaimana keadaan istrimu?”

Donghae tersenyum melihat Yonnie yang begitu mengkhawatirkan istrinya

“Mereka baik baik saja. Ah aku sangat lega karena istriku tidak mengalami keguguran”

Yonnie memaksakan senyumnya. Ia teringat sesuatu.

Ahra merasakan hawa hawa tidak enak, pasalnya ia duduk di tengah tengah Yonnie dan Kyuhyun. Ia berusaha untuk bertahan tapi akhirnya menyerah. Ia pergi menuju kantin untuk membeli beberapa minuman dingin.

Yuki kembali membawa 2 kotak cake di tangannya.

Yuki menghampiri Yonnie dan tersenyum hangat, berbeda saat melihat ke arah Kyuhyun dan seolah menganggap kalau Kyuhyun tidak ada

“Aku akan menceritakan sebuah rahasia suatu saat nanti dok” ucap Yuki

“Aku juga akan menceritakan sebuah rahasia padamu. Dan bila kau tahu, aku jamin kau akan sangat aman membenciku”

Yuki tersenyum pada Yonnie

“Aku tidak akan membencimu dok, tidak akan”

Yonnie tersenyum saat Yuki memeluk tubuhnya. Ya Tuhan, mengapa semuanya jadi serumit ini?

Kyuhyun pulang lebih awal, tak terdengar sepatah katapun meluncur dari mulutnya.

Yuki sedang sibuk dengan ponselnya, ia menunggu kedatangan kedua orang tuanya yang kemarin berada di luar negeri dan hari ini kembali ke Jepang.

Yuki berdiri dari tempat duduknya, ia hampir menangis lagi saat seorang wanita paruh baya yang cantik memeluknya

“Kenalkan ini kedua orang tuaku”

Yonnie menjabat tangan mereka.

“Ini Dokter Yonnie yang merawat Yuka”

“Ah kami sudah mendengar tentang kehebatanmu menangani semua pasien pasien. Yuki juga berkata bahwa setelah beberapa kali terapi Yuka menjadi lebih baik dari sebelumnya” tutur lembut ibu Yuki

Sang ibu menangis dan suaminya mengusap kepala istrinya lembut “Tapi aku tidak tahu kenapa dia melakukan hal bodoh seperti ini”

Yonnie memandang iba keluarga yang ada di depannya. Bagaimana jika mereka tahu bahwa penyebab semua ini ada dihadapan mereka?

“Terima kasih dok, kau bisa kembali lagi. Maaf tiba tiba menghubungimu tadi” Yuki tersenyum ramah. Yonnie pamit undur diri.

Yonnie hanya diam melihat mereka yang terluka karenanya.

Ia pulang menggunakan taxi yang tadi dipesannya. Ahra sudah kembali pulang karena ayahnya menghubunginya. Dan Kyuhyun? Yonnie terlalu pening untuk memikirkan suaminya itu

.

.

Yonnie kembali ke rumahnya dan berganti pakaian. Matanya tidak menemukan Kyuhyun dimanapun bahkan di kolam renang tempat biasa Kyuhyun melamun.

Langkah kakinya menuntun Yonnie untuk ke ruangan Kyuhyun, tidak ada.

Mata biru Yonnie melihat rak buku yang sedikit terbuka. Dengan langkah hati hati ia mendekati rak buku itu, mencoba melihat apa Kyuhyun ada di dalam sana atau tidak.

Ia berdiri di antara celah rak itu. Dirinya mendapati Kyuhyun yang tengah memegangi sebuah fotonya bersama Yuka di sebuah pantai.

Tidak ingin diketahui oleh Kyuhyun, Yonnie perlahan mundur dan pergi dari ruangan kerja Kyuhyun dengan air mata yang siap untuk menetes lagi.

Ia pergi ke halaman belakang, duduk di kursi taman dan menikmati udara malam yang sedikit membuatnya kedinginan. Matanya menerawang ke arah langit yang gelap.

“Tuhan, setidaknya jangan biarkan orang lain kehilangan kebahagiaan mereka karena aku”

.

.

Yonnie merasa hubungannya dengan Kyuhyun sedikit tidak baik, akhirnya ia tidur di kamar tamu semalam.

Saat pagi Yonnie tidak menemukan Kyuhyun dimanapun dan salah seorang pelayan disana berkata kalau Kyuhyun sudah pergi tadi pagi.

Yonnie mendesah berat, bukti kalau Kyuhyun tidak ingin berbicara atau bertemu dengannya.

Yonnie memakan sarapannya dengan malas. Sesekali ia mengusap wajahnya kasar.

Mengapa perasaan ini muncul disaat semua ini terjadi? Bukannya dia sudah berjanji tidak akan mencintai siapapun kecuali dirinya dan bayi yang pernah dikandungnya?

Tuhan berkata lain, takdirnya sudah ditentukan. Takdir yang mati matian Yonnie hindari. Ini salah, ini salah!

Yonnie masih diam, ia memikirkan segalanya termasuk perkataan Ahra bahwa Kyuhyun dijebak oleh sebuah kehamilan. Ia ingin menanyakan lebih lanjut hal itu pada Ahra tapi saat ini tidak dalam keadaan yang baik baik saja.

Mungkin lain kali, pikir Yonnie.

Yonnie selesai dengan sarapannya. Salah satu pelayan memandang bingung piring yang tadi digunakan Yonnie, pasalnya makanan di atas piring itu tidak berkurang sedikitpun dan hanya terlihat berantakan karena sedari tadi Yonnie hanya mengacak acaknya tanpa berniat memakannya.

“Mobilnya sudah siap Nyonya” ujar supir kepercayaan Kyuhyun saat Yonnie keluar dari rumahnya

“Aku akan memakai taxi saja”

“Tuan Kyuhyun yang memerintahkanku untuk mengantar Nyonya ke rumah sakit”

Yonnie memandang bingung pria paruh baya di depannya. Kyuhuyn yang menyuruhnya? Tanpa ambil pusing Yonnie segera masuk ke dalam mobil

“Mampir ke toko bunga dan rumah sakit di depan itu”

“Baik”

Yonnie memilih milih beberapa ikat bunga yang masih segar lalu membelinya. Pagi ini ia berniat mengunjungi Yuka terlebih dahulu sebelum pergi ke tempat kerjanya.

Tadi pagi Yuki mengirimkan pesan pada Yonnie jika kondisi adiknya sudah jauh lebih baik dan leibh stabil meskipun Yuka belum sadar.

Yonnie berjalan menuju kamar Yuka. Sedikit bingung karena tidak ada siapapun yang menunggui Yuka disini.

Tangannya meraih gagang pintu dan membukanya.

Yonnie tersenyum saat melihat Yuka masih tertidur dan wajahnya sepucat dari yang pertama kali Yonnie lihat.

Yonnie hendak menaruh bunga yang ia bawa tapi ia urungkan ketika melihat buket bunga lain yang sudah ada di atas meja ruangan ini

Berjuanglah untuk hidup – C.K

Yonnie menutup surat kecil yang ada di dekat bunga itu. Niatnya untuk memberikan Yuka bunga diurungkan. Yonnie keluar dari ruangan perawatan dan matanya menangkap sosok Donghae yang baru saja keluar dari ruang perawatan.

Akhirnya Yonnie menghampiri Donghae dan ia menjenguk istri sahabat suaminya itu.

Di dalam sana Yonnie mendengarkan cerita dari mulut istri Donghae, sesekali mereka tertawa dan membuat Donghae tersenyum karena kondisi istrinya jauh lebih baik dan senang ada Yonnie yang menemani istrinya itu.

Yonnie pamit undur diri pada pasangan suami istri itu, ia harus segera ke tempat kerjanya. Saat dirinya melewati kamar Yuka, Yonnie sedikit melirik ke arah dalam dan mendapati Kyuhyun tengah duduk di samping ranjang Yuka.

Ia menutup mulutnya dan sebisa mungkin untuk tidak menangis. Yonnie masih berdiri disana, mendengarkan apa yang Kyuhyun katakana pada Yuka

“Kau harus tetap hidup, jangan lakukan hal bodoh ini lagi. Tak ingat jika kau pernah mengalami hal ini ketika kita masih bersama?”

Yonnie masih mendegarkannya. Ia tahu bahwa ini menyakitkan hatinya, tapi apa boleh buat? Yonnie juga ingin tahu apa yang selama ini Kyuhyun sembunyikan darinya.

“Jika kau hancur, aku juga ikut hancur”

Yonnie memilih untuk duduk. Ia tidak akan menangis lagi. Ia terlatih menjadi dokter yang menyembuhkan rasa sakit seseorang. Ia tidak akan menangis bagaimanapun keadaannya.

Pintu ruangan terbuka. Kyuhyun membulatkan matanya saat melihat Yonnie, melihat beribu luka di mata istrinya. Yonnie berdiri dan tersenyum pada Kyuhyun

“Apa kau juga akan melakukan hal yang sama ketika aku berada diposisi yang sama dengannya?”

Mata hitam Kyuhyun melebar. Mungknkah Yonnie mendengar apa yang tadi ia katakan?

Yonnie mengangguk singkat. Ia tersenyum pada Kyuhyun yang mendekatinya perlahan. Mata Kyuhyun berubah seiring dengan Yonnie yang meninggalkannya seorang diri tanpa ada perkataan apapun.

Kyuhyun masih mencoba memahami apa yang terjadi pada Yonnie. Matanya masih setia mengikuti kepergian Yonnie.

Kyuhyun terdiam, ia menyadari sesuatu yang tersembunyi dari tatapan Yonnie untuknya. Mungkin kah Yonnie mencintainya?

Jika itu terjadi maka peraturan sudah dilanggar dan Kyuhyun merasakan kalau dunianya runtuh saat itu juga

.

.

Yonnie pergi ke taman kota, tempat favoritnya selama ini. Ia sering menghabiskan waktu disini bersama ibunya dan sesekali bersama Anna. Tempat ini ramai, Yonnie suka keramaian dimana ia sedang butuh hiburan.

Ia merasakan ada seseorang yang duduk di sampingnya. Yonnie menoleh dan mendapati Hae Jin tersenyum padanya. Senyum yang membuatnya jatuh cinta, tapi itu dulu.

Hae Jin tersenyum kikuk. Sejujurnya ia pergi ke tempat ini juga untuk melepas penat, tapi setelah melihat sosok Yonnie berjalan di depannya, ia mengkutinya.

“Kau butuh sesuatu? Biar kau membelikannya untukmu” ucap Hae Jin

Yonnie menoleh dan menggeleng.

Hae Jin kembali diam, ia memainkan ponselnya. Sesekali melirik ke arah Yonnie dan tidak terganggu dengan kehadirannya. Setelah sekian lama tidak bertemu Yonnie. Perasaan laki laki itu seakan tumbuh untuk melindungi apa yang jadi miliknya dulu. Tapi Yonnie sudah menikah dan tak ada yang bisa ia lakukan. Tapi sebelum itu terlambat, bisakah ia merebutnya lagi?

“Apa kau menangis?”

Yonnie menoleh dan menggeleng setelah mengapus jejak jejak air mata dipipinya. Hae Jin tersenyum kecil membuat Yonnie terdiam saat melihat senyum Hae Jin sedekat ini. Ia mengulang masa masa indahnya dulu bersama pria di sampingnya.

Lama merekeda duduk, Hae Jin menoleh kearah Yonnie saat mendengar isakan kecil. Salah satu tanganya terulur dan menepuk lembut bahu Yonnie. Sama seperti yang ia lakukan saat Yonnie menangis karenanya.

“Yonnie” Lirih Hae Jin saat melihat butir butir air mata jatuh ke pipi Yonnie

Hae Jin menarik tubuh Yonnie ke dalam pelukannya. Yonnie terdiam dan membiarkan Hae Jin memeluk tubuhnya. Cara yang paling ampuh untuk membuatnya berhenti menangis sejak dulu.

Hae Jin melingkarkan tangannya di bahu Yonnie yang bergetar. Membiarkan Yonnie menangis dalam pelukannya dan membasahi jas kerjanya. Ia tidak peduli. Yang ia rasakan ketika melihat wanita itu kembali menangis adalah rasa sakit seperti ribuat katana menusuk tubuhnya.

Ia memang bodoh pernah meninggalkannya, sangat bodoh dan ia menyesalinya. Membiarkan ia memeluk Yonnie lama dan melupakan segalanya.

Tidak mengetahui kalau ada sosok lain yang menyaksikan mereka dari kejauhan dengan wajah terkejut. Ia mengejar Yonnie sebisa mungkin dan menghubungi ponsel milik Yonnie namun tidak aktif.

Dan yang ia dapatkan setelah seharian berkeliling adalah ini. Pemandangan yang terasa membakar tubuhnya, membuat matanya terasa memanas dan ia masih berdiri di tempatnya. Seolah rasa sakit itu belum mampu meruntuhkannya.

Sampai kapanpun, rasa sakit itu belum mampu meruntuhkannya.

TBC